Trading forex merupakan salah satu bisnis yang cukup menggiurkan, ada banyak keuntungan yang bakal didapatkan. Namun tentunya tidak boleh sembarangan, ada beberapa analisa forex yang perlu anda ketahui sebelumnya. Dengan demikian, anda bisa mengetahui perkiraan kapan harga akan naik dan kapan akan turun.
Saat ini, trend bisnis investasi semakin banyak dicari. Forex termasuk yang cukup lama, bisnis ini dikenal juga dengan investasi saham. Intinya adalah trading atau perdagangan, dimana anda harus membeli saham terbuka dan kemudian menjualnya. Sama halnya dengan menjual barang di pasar mengenai sistem kerjanya.
Anda harus membeli barang yang murah, kemudian menjualnya lagi ketika harga naik untuk mendapatkan keuntungan. Setiap bisnis ada risiko, termasuk forex yang notabene dianggap memiliki banyak keuntungan. Biasanya, risiko tergantung keuntungan yang bakal didapatkan. Untuk meinimalisir kerugian ini, sebaiknya pahami jenis-jenis analisa forex berikut!
1. Moving Averages
Moving Averages atau yang disingkat dengan MA merupakan jenis pertama yang wajib anda ketahui. Analisa ini menggunakan sistem histori pergerakan harga dari masa lalu hingga sekarang sehingga tercipta grafik halus yang mudah dipelajari. Dengan sistem ini, pergerakan harga di kemudian hari akan lebih mudah terbaca.
Dalam mengaplikasikan nya, MA mengambil periode waktu tertentu beserta faktor technical sehingga lebih akurat. Indikator ini cukup menarik dan mudah dipelajari, intinya adalah menentukan area support dan resistance. Keduanya akan mengikuti pergerakan harga dan mengolah data sehingga bisa memunculkan prediksi yang lebih akurat.
MA terus mengikuti pergerakan harga saham forex yang diiringi dengan lag. Nantinya, Moving Averages memberikan sinyal pada harga yang diperkirakan berubah. Perubahan yang dimaksud bisa saja ketika naik dan ketika turun. Jenis analisa forex ini mengolah data dan memperhalus nya sehingga trader lebih mudah melihat perkiraan secara keseluruhan.
Analisa ini terbagi lagi menjadi tiga jenis, yakni Simple Moving Averages (SMA), Exponential Moving Averages (EMA), dan Weighted Moving Averages. Sebagai pemula, ada baiknya anda memilih Simple Moving Averages karena mudah dipelajari. Namun demikian, intinya tetap sama, yakni memberikan sinyal kapan harus Buy dan kapan harus Sell.
2. Bollinger Bands
Berikutnya ada Bollinger Bands yang biasanya digunakan bagi trader tingkat lanjutan. Cara kerja analisa forex ini yakni dengan mengukur volatilitas sehingga dapat ditentukan arah tren yang akan datang. Dibandingkan yang pertama, jenis ini lebih populer dikalangan trader, termasuk untuk forex yang kita bahas kali ini.
Pasalnya, tidak hanya arah trend harga yang dapat diprediksi dengan analisa ini, namun juga menentukan jenuh beli (overbought) dan jenuh jual (oversold). Perlu diketahui, indikator ini diciptakan oleh John Bollinger yang juga dapat menentukan perkiraan kapan kondisi pasar dalam keadaan sideways (ranging).
Sesuai namanya, jenis analisa forex ini menggunakan metode bands atau pita untuk menentukan pergerakan harga. Sistem yang digunakan asih tergantung pada SMA atau Simple Moving Averages seperti yang dibahas diatas. Lebih tepatnya, Bollinger Bands menggunakan dua pita yang berada di atas dan dibawah garis SMA.
Garis bawah yang disebut dengan Lower dan garis atas yang disebut dengan Upper ini ditentukan berdasarkan nilai SMA dengan standard deviasi. Perlu diketahui, standar deviasi adalah sistem yang digunakan untuk mengukur volatilitas. Dengan demikian, dua pita akan selalu bergerak mengikuti trend pergerakan harga.
3. Trend Following
Dari namanya sudah bisa kita tebak bahwa Trend Following merupakan jenis analisa forex yang mengikuti trend pergerakan harga. Sebagai contoh apabila saat ini sedang trend harga naik, maka anda bisa open buy untuk mendapatkan keuntungan. Sebaliknya apabila trend sedang turun, silahkan open sell untuk mendapatkan harga saham yang lebih murah.
Meski terlihat simpel, namun dalam menentukan open sell atau open buy tidak boleh sembarangan. Strategi atau sistem yang digunakan yakni dengan mengetahui pergerakan harga yang saat itu sedang trend. Jadi anda harus mengetahui betul akan informasi ini jika tidak ingin salah prediksi yang nantinya justru merugikan.
Pada umumnya, trader akan melihat dan mencari peluang trading yang sedang breakout. Ada ciri khas tersendiri dari jenis analisa forex ini, yakni biasanya trader membuka order berupa pending shop. Sederhananya, Trend Following selalu mengikuti arah trend pasar untuk menentukan apakah saat itu harus menjual atau membeli.
Jenis ini bisa saja berdiri sendiri atau dipadukan dengan metode analisa lainnya. Misalnya sambil melihat trend, anda pun bisa melihat histori pergerakan harga dengan analisa Moving Averages. Perpaduan metode ini akan memudahkan anda untuk membuat keputusan karena jauh lebih akurat.
4. Analisa Forex Stochastic
Dengan indikator oscillator, jenis analisa forex yang dikenal dengan Stochastic berfungsi untuk menentukan tingkat kejenuhan pasar. Setiap metode pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, demikian juga dengan analisa ini. Salah satu kelebihan yang dimaksud yaitu adanya sinyal apakah anda harus menjual atau membeli pada saat itu.
Hanya berupa sinyal, artinya rekomendasi bahwa saat itu lebih baik menjual atau membeli. Jadi untuk segala keputusan tetap ada pada anda sebagai trader. Cara ini sering digunakan trader pemula karena sangat simpel. Intinya adalah anda menunggu indikator menyentuh harga tertentu, kemudian membuat keputusan.
Namun demikian, mereka yang profesional juga masih sering menggunakannya karena dianggap lebih akurat dibandingkan metode lainnya. Selain itu, aplikasi ini juga dianggap serbaguna dan mudah dioperasikan. George Lane, dialah yang menemukan dan membuat indikator ini pada tahun 1950.
5. Relative Strength Index
Bagi yang sudah lama dan berpengalaman di dunia forex, tentu mengenal apa itu Relative Strength Index atau RSI. Ini merupakan jenis analisa forex yang banyak digunakan hingga saat ini, baik oleh pemula maupun expert. Saking terkenal nya, indikator momentum ini seringkali ditampilkan pada sebuah artikel, majalah, dan bahkan live di media televisi.
Ada persamaan antara RSI dengan Stochastic, yakni sama-sama menunjukkan kondisi pasar apakah sedang overbought atau oversold. Namun tentu ada perbedaan dari keduanya, yakni pada RSI hanya ditemukan satu garis atau bands pada suatu instrument trading. Selain itu, RSI menggunakan metode perbandingan nilai absolut dari pertumbuhan harga.
6. Moving Average Convergence Divergence
Jenis analisa forex selanjutnya adalah Moving Average Convergence Divergence atau disingkat MACD. Indikator ini memang sangat kuno karena pertama kali ditemukan pada tahu n 1970 oleh Gerald Appel. Namun karena tingkat akurasi nya dan juga kemudahan dalam penggunaan, metode ini masih digunakan hingga saat ini.
Untuk mempelajari metode ini sangat mudah, intinya adalah melihat perpotongan dua garis. Adapun garis ini dikenal dengan garis ‘Cepat’ dan garis ‘Lambat’, yang nantinya jika berpotongan akan memberikan sinyal bagi trader. Ada dua fungsi dari metode analisa ini, yakni digunakan untuk menentukan arah trend dan titik pembalikan atau reversal.
Tidak hanya mudah digunakan dan dipelajari, MACD dianggap lebih efisien karena trader hampir tidak melakukan apapun dalam mengaplikasikan nya. Itulah kenapa metode ini masih digunakan sampai saat ini dan cocok untuk siapa saja. Baik bagi anda yang masih pemula, atau mereka yang sudah berpengalaman.
7. Osillator
Selanjutnya kita bahas jenis analisa forex yang terakhir, yakni Osillator. Ini merupakan sebuah tools yang digunakan untuk menentukan atau mengukur pergerakan harga bullish ke arah bearish dan sebaliknya. Mengetahui momentum pergerakan harga sangat penting, anda bisa mencari tahu kapan waktu terbaik untuk open buy atau open sell.
Metode ini memiliki kelebihan, dimana tidak hanya melihat histori pergerakan harga saja. Selain itu, Osillator juga memperhitungkan berapa banyak atau berapa volume trading pada suatu instrumen investasi saham. Namun demikian, tetap ada kesamaan dari metode atau tools lain, salah satunya yakni hanya dapat mencapai tingkat Overbought dan Oversold.
Itulah beberapa jenis analisa forex yang perlu anda ketahui sebagai trader. Apa yang kami sampaikan diatas berupa tools atau alat yang dapat memudahkan anda dalam mengambil keputusan. Jika ditanya mengenai analisa dasar trading forex, maka jawabannya ada tiga. Ketiga yang dimaksud yaitu Analisa Technical, Analisa Fundamental, dan Analisa Sentimen Risiko. Namun analisa tetaplah analisa, jadi bisa saja tidak akurat atau miss.