Produk deposito bisa jadi pilihan aman bagi Anda yang merasa takut berinvestasi dengan risiko tinggi. Terlebih, saat ini begitu marak akan keberadaan investasi bodong yang mengkhawatirkan. Karena itu, deposito merupakan alternatif instrumen investasi tepat bagi seorang pemula. Hal ini dikarenakan tingkat risikonya terbilang rendah.
Namun demikian, tinggi rendahnya risiko investasi tabungan deposito sejalan dengan return yang akan Anda peroleh. Semakin rendah risikonya, maka semakin rendah pula hasilnya. Meski begitu, bukan berarti sama sekali tidak dapat dioptimalkan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meraih keuntungan maksimal dengan deposito demi mewujudkan kesejahteraan di masa depan.
Mengembangkan dana pribadi di masa ini tidak lagi sulit untuk dilakukan. Tidak perlu bersusah payah sendiri karena telah tersedia berbagai instrumen investasi, di mana Anda hanya perlu menyetorkan sejumlah modal dan kemudian menunggu hasilnya. Sebagai contoh, tabungan deposito, sebuah produk perbankan yang mampu menawarkan jaminan keuntungan dengan risiko terbilang rendah.
1. Memilih Ragam Deposito yang Relevan
Ada tiga jenis deposito yang utama, yakni berjangka valas dan rupiah, deposito on call, serta sertifikat deposito. Maka dari itu, Anda harus memilih salah satu di antara ketiga jenis tersebut jika ingin berinvestasi. Hanya saja, tentukan terlebih dahulu tujuan investasi sebelum membuat keputusan karena beda tujuan, beda pula jenis instrumennya.
Ambil deposito berjangka jika tabungan tersebut tidak akan diganggu gugat dalam rentang waktu tertentu alias hanya sekadar menyimpan dana untuk persiapan masa depan. Namun, jika Anda merasa sewaktu-waktu akan mencairkan tabungan deposito, maka pilih varian on call karena lebih mudah diambil sesekali waktu.
Sementara itu, jika mengharapkan return yang relatif lebih tinggi, maka pilihan paling tepat adalah mengambil sertifikat deposito. Sertifikat ini merupakan instrumen utang yang diterbitkan oleh perbankan serta lembaga keungan lainnya kepada investor. Dibanding deposito pada umumnya, suku bunga yang akan Anda dapatkan lebih berdaya saing.
2. Tetapkan Periode Investasi
Perlu penyesuaian dengan tujuan serta kebutuhan pembuatan rekening deposito saat menentukan lamanya periode investasi. Umumnya, tersedia rentang waktu antara 24, 12, 6, 3, 1 bulan. Pilihan Anda harus disesuaikan dengan rencana finansial. Tentu, jangka waktu yang lama akan memberikan return paling tinggi.
Dengan kata lain, Anda membutuhkan ilmu perencanaan keuangan sebelum melakukan investasi. Jangan sekali-kali mencoba membuka rekening deposito tanpa tahu tujuan pembuatannya atau Anda tidak bisa mengoptimasi return yang kelak diperoleh. Apakah untuk tujuan pernikahan, modal bisnis, tabungan untuk berlibur, atau semisalnya, rencanakan sebaik mungkin.
Jika Anda menabung untuk dana liburan, tentu tidak perlu memilih rentang waktu terlama, cukup 3 atau 6 bulan saja. Semakin besar tujuan keuangan di masa depan, seharusnya didukung pula portofolio investasi dalam jangka waktu yang cukup lama. Pada intinya, Anda harus bersabar ketika menabung di deposito mengingat return yang ditawarkan memang belum setinggi instrumen lain.
Penting untuk diketahui, jika telah menetapkan periode jatuh tempo tabungan deposito, maka pastikan Anda menariknya sesuai tanggal perjanjian tersebut. Misalnya, tabungan deposito Anda dimulai pada bulan Januari 2021 dan akan berakhir Desember 2021 karena jangka waktunya 12 bulan, maka segera cairkan begitu memasuki bulan Desember sebagaimana kesepakatan di awal.
Jika terjadi keterlambatan dengan alasan apa pun, pihak bank akan secara otomatis memperpanjang kurun waktu deposito Anda menjadi 12 bulan lagi sesuai kesepakatan sebelumnya. Itu berarti, Anda baru bisa menikmati return deposito pada bulan Desember 2022 mendatang. Tentu, hal tersebut agak merepotkan terutama jika Anda sedang butuh dana.
Artinya, rencana keuangan yang telah disusun dengan baik sejak lama harus diundur hanya karena tabungan deposito lupa dicairkan tepat waktu. Karena itu, sebelum meninggalkan bank saat membuka rekening pertama kali, Anda harus benar-benar memperhatikan kapan persisnya tanggal jatuh tempo yang telah disepakati bersama pihak bank, bila perlu buat jadwal pengingat khusus.
Itulah mengapa, sejalan dengan cara optimasi pada poin pertama, memiliki target investasi yang matang ternyata berkaitan erat dengan periode jatuh tempo. Pasalnya, tidak seperti instrumen investasi lain, dalam deposito Anda hanya bisa mencairkan dana tabungan sesuai dengan kesepakatan dalam kurun waktu tertentu, bukan berdasarkan keinginan pribadi sewaktu-waktu.
3. Membuka Beberapa Rekening Deposito Sekaligus
Alangkah lebih baik untuk membuka beberapa rekening deposito sekaligus jika Anda memiliki modal investasi yang cukup besar. Setiap tabungan hendaknya dilandasi oleh tujuan finansial berbeda. Hal ini merupakan salah satu cara mengatur strategi pengoptimalan return mengingat jangka waktu yang ditetapkan oleh pihak bank relatif terbatas untuk setiap rekening deposito.
Sebagai contoh, Anda dapat membuat klasifikasi sejumlah tujuan keuangan ketika mempunyai modal senilai Rp200 juta dengan penetapan rentang waktu berbeda. Misalnya, ambil periode 24 bulan untuk mengembangkan dana sejumlah Rp100 juta, simpan pada deposito berjangka 6 bulan Rp50 juta, lalu sisanya sebesar Rp50 juta investasikan selama 12 bulan.
Melakukan alokasi dana per pos semacam itu dapat membantu Anda dalam menyusun rencana finansial di masa depan sehingga menjadi lebih mudah dan terarah. Terlebih, jika Anda ingin menabung untuk menyiapkan modal usaha, maka dana tersebut tentunya harus terus berputar agar tidak terkena efek inflasi.
4. Lakukan Perbandingan Suku Bunga dari Sejumlah Bank
Setiap bank pastinya menawarkan tingkat suku bunga berbeda kepada nasabah. Karena itu dalam rangka memaksimalkan hasil tabungan deposito, jangan terburu-buru membuka rekening di lembaga keuangan tertentu. Lakukan riset terlebih dahulu, bandingkan penawaran di antara bank-bank yang ada. Selanjutnya, ambil investasi pada bank yang menghadirkan suku bunga bersaing.
Tak kalah penting, cek lebih awal apakah lembaga keuangan tersebut telah memiliki jaminan dan reputasi yang baik di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Jika lembaga tersebut ternyata tidak memiliki jaminan LPS, maka sebaiknya hindari untuk membuka rekening deposito di sana meski menawarkan suku bunga yang tinggi.
Anda hanya akan berakhir rugi jika di kemudian hari bank tersebut mengalami masalah. Dana yang telah disetorkan pada awal perjanjian sama sekali tidak didukung oleh jaminan dari lembaga berwenang. Untuk melakukan riset, Anda dapat memanfaatkan internet atau jaringan kenalan dan bertanya secara cermat.
Kunjungi laman website resmi dari bank-bank tertarget, pelajari suku bunga yang ditawarkan, serta pastikan apakah ada jaminan dari LPS atau tidak. Setelah itu, jika Anda telah menjatuhkan pilihan dengan mempertimbangkan tingkat suku bunga dan jaminan LPS, maka coba lakukan perhitungan simulasi, berapa kiranya return yang bisa Anda peroleh usai jatuh tempo deposito berakhir.
Adapun cara menghitungnya mudah saja, Anda tinggal mengalikan besaran bunga per tahun dan besaran dana yang ditabung, kemudian dikalikan dengan jangka waktu simpanan dibagi satu tahun.
Perlu diketahui, ketetapan pajak berlaku untuk setiap tabungan deposito dengan jumlah dana di atas 7,5 juta, yakni Pajak Penghasilan (PPh) senilai 20%. Jika kurang dari nominal ini, maka Anda tidak berkewajiban membayar pajak. Karena itu, saat menghitung simulasi return, jangan lupa untuk menyertakan pajak sekaligus agar perkiraan yang akan Anda peroleh sudah hasil bersihnya.
Sebagai produk perbankan, hasil yang ditawarkan oleh tabungan deposito memang bergantung pada suku bunga. Dengan ketentuan, semakin lama jatuh tempo yang disepakati, maka semakin besar pula suku bunga yang akan diperoleh kelak.
Keuntungan dari hal ini, Anda tidak perlu merasa was-was setiap waktu mengecek kurs pada portofolio sebagaimana investasi saham. Tugas investor hanya menyetorkan dana di awal pembukaan rekening, lalu menunggu jadwal jatuh tempo. Modal yang Anda setorkan pertama kali sudah akan berlipat ganda. Bank selaku lembaga penyedia deposito yang melakukan pengelolaan.
5. Menyiapkan Mekanisme Implementasi Tujuan Sembari Menunggu Jatuh Tempo Deposito
Seperti yang telah diketahui, Anda tidak bisa mencairkan dana deposito kecuali sesuai kesepakatan tanggal jatuh temponya. Maka dari itu, sembari menunggu return investasi Anda, persiapkan hal-hal penting berkenaan implementasi tujuan keuangan. Misalnya jika Anda ingin memulai bisnis, pelajari dengan baik pola industri tertarget.
Caranya adalah dengan sering mengupdate informasi yang relevan. Selain itu, mulai memperluas relasi, melakukan riset pasar, membuat grand design, dan seterusnya. Tindakan semacam ini akan membantu Anda menjadi lebih produktif. Bahkan lebih lanjut, Anda bisa membuka rekening deposito baru lagi jika memiliki modal lain.
Semakin banyak rekening tabungan yang dimiliki, tentu semakin banyak pula hasilnya. Jika memungkinkan, tidak masalah bila Anda ingin mencoba berinvestasi deposito di lembaga keuangan yang berbeda, atau memilih instrumen lain. Semua bisa dilakukan asal ada dana cukup yang tersedia.
Deposito merupakan investasi minim resiko yang menjanjikan keuntungan berdasarkan suku bunga tetap dengan periode tertentu. Cocok bagi pemula yang khawatir merugi pada jenis instrumen lainnya. Untuk itu, optimalkan setiap cara yang mungkin berpotensi memberikan return maksimal di masa depan.